Saturday, January 29, 2011

Ayat-Ayat Cinta dalam Al-Qur'an

Masih ingat kisah Nabi Adam dan Hawa ketika diusir oleh Allah keluar dari Surga? Siapa penyebabnya? Iblis laknatullah! Jangankan di dunia, di surga iblis masih kuasa membujuk manusia melakukan maksiat,apalagi di dunia yang hingar bingar dengan dosa ini. Ketika Allah meminta Iblis untuk sujud kepada Nabi Adam, ia membangkang, tidak mau tunduk pada perintah Allah. Dan ia telah berjanji selama tenggang waktu yang diberikan Allah sampai sebelum kiamat ia akan terus menggoda manusia untuk menjadi sekutunya, seolah ia berada dalam aliran darah kita.



Kini.. di kehidupan dunia, kita banyak menjumpai manusia-manusia yang membangkang pada perintah Allah, pada Sunnah Nabi SAW, pada Al-Quran, kiranya kita sebagai manusia yang diberi kelebihan akal dapat mengoreksi diri, sejauh mana kita taat atau membangkang pada Allah. Identik dengan ibliskah kita? Yang tidak mau tunduk pada perintahNya? Jika tidak.. mari sama-sama membenahi diri, lebih banyak beramal sholeh, menjauhi laranganNya supaya kita tidak menjadi iblis berwajah manusia.

Sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk yang jelas bagi manusia yang mau berpikir, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.Tapi sayang ayat-ayat cinta yang diturunkan oleh Allah kepada manusia seringkali tidak dapat menembus hati dan pikiran manusia yang jelas-jelas derajatnya diletakkan paling tinggi oleh Allah di antara semua makhluk di dunia. Hati dan pikiran tertutup,terkuasai oleh nafsu,yang merupakan senjata utama & panah beracun yang dasyat milik iblis laknatullah.

Allah SWT menurunkan Al-quran bukan untuk mengatur urusan aqidah dan ibadah saja, sehingga menjadi kitab ketuhanan. Al-Quran tidak hanya menjelaskan persoalan keutamaan budi pekerti dan akhlak sehingga disebut kitab etika. Al-Quran juga bukan sekedar menjelaskan perundang-undangan sehingga disebut kitab undang-undang. Tetapi Al-quran adalah kitab yang menghimpun dan mengungguli semuanya dengan struktur bahasa dan rangkaian yang indah.

“ Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” [An-Nahl 89]

Al-Quran tidak hanya menyentuh akal dan hati,tetapi seluruh sisi kehidupan manusia. Prof.Mahmud Abbas Al Aqqad berkata “Islam tidak hanya berbicara kepada hati dan nurani tetapi juga berdialog dengan akal. Akal merupakan sarana bagi hati untuk mencapai hakekat. Pemikiran adalah salah satu gerbang hidayah yang mewujudkan keimanan.” Allah berfirman “Demikianlah Allah menjadikanmu ayat-ayat agar kamu berpikir” [Al-Baqarah: 219]. Al-Quran akan membimbing manusia menuju kebahagian dunia & akherat,tinggal kita mau berpikir tidak?

Sebenarnya, Al-Quran itu milik siapa? Milik umat muslim tapi umat muslim sendiri jarang mau menyentuhnya, membacanya, apalagi mengamalkannya. Jadi jangan salahkan Allah jika kehidupan kita tidak bahagia, porak poranda, semu, manis dilihat orang tapi menyimpan bara di dalam yang setiap saat bisa meledak.

Mari kembali pada Al-Quran.. memperbaiki seluruh aspek kehidupan kita, sedikit demi sedikit diselaraskan sesuai kaidah-kaidah yang ada dalam Al-Quran dijamin kehidupan kita akan tenang, keluarga sakinah mawadah wa rahman. Bukan saya atau alim ulama atau para Nabi yang menjaminnya, akan tetapi Allah sendiri. Seperti firman Allah:” Dan perbuatlah kebaikan agar kalian bahagia.” [Al-Hajj:77]

Beberapa Ayat Al-Qur’an Tentang Cinta

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).(2:165)

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(3:14)

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(3:31)



Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.(5:54)



Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(9:24)



Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.(16:107)



Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,(49:7)



(Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.

Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.(59:8-10)